Penyakit akibat virus

  1. Varisela
    Varisela adalah infeksi akut primer oleh virus varisela-zoster yang menyerang kulit dan mukosa, secara klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorfi, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh. Disebut juga cacar air, chicken pox. Tersebar kosmopolit, menyerang terutama anak-anak. Transmisi penyakit ini secara aerogen. Masa penularannya lebih kurang 7 hari dihitung dari timbulnya gejala kulit. Virus varisela-zoster. Infeksi primer virus ini menyebabkan penyakit varisela, sedangkan reaktivasi menyebabkan herpes zoster. Masa inkubasi berlangsung 14-21 hari. Terdapat gejala prodromal berupa demam tidak terlalu tinggi, malaise, dan nyeri kepala, disusul timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel dengan bentuk khas berupa tetesan embun (tear drops). Vesikel akan berubah menjadi pustul kemudian krusta. Sementara proses ini berlangsung, timbul vesikel baru sehingga timbul gambaran polimorfi.
    Mula-mula timbul di badan, menyebar secara sentrifugal ke wajah dan ekstremitas, serta dapat menyerang selaput lendir mata, mulut, dan saluran napas atas. Pada infeksi sekunder kelenjar getah bening regional membesar. Penyakit ini biasanya disertai rasa gatal. Komplikasi jarang pada anak-anak dan lebih sering pada dewasa, berupa ensefalitis, 
    pneumonia, glomerulonefritis, karditis, hepatitis, keratitiskonjungtivitisotitis, arteritis, dan kelainan darah (beberapa macam purpura). Infeksi pada trimester pertama kehamilan dapat menimbulkan kelainan kongenital, sedangkan pada beberapa hari menjelang kelahiran dapat menyebabkan varisela kongenital pada neonatus.

     

  2. Moluskum kontagiosum
    Moluskum kontagiosum adalah penyakit yang disebabkan virus poks dengan gambaran klinis berupa papul, pada permukaannya terdapat lekukan, berisi massa yang mengandung badan moluskum. Masa inkubasi satu sampai beberapa minggu. Kelainan kulit berupa papul miliar, kadang lentikular dan berwarna putih seperti lilin, berbentuk kubah yang di tengahnya terdapat lekukan (delle). Jika dipijat, keluar massa berwarna putih seperti nasi. Tempat predileksi di muka, badan, dan ekstremitas. Pada orang dewasa di daerah pubis dan genitalia eksterna. Kadang timbul infeksi sekunder sehingga timbul supurasi. Secara histopatologi dijumpai badan moluskum yang mengandung partikel virus.

     

  3. Veruka
    Veruka (kutil, common wart) adalah hiperplasi epidermis disebabkanhuman papilloma virus tipe tertentu. Penyakit tersebar secara kosmopolit dengan transmisi melalui kontak kulit maupun auroinokulasi, diklasifikasikan menjadi veruka vulgaris dengan varian veruka filiformis, veruka plana juvenilis, veruka plantaris, veruka akuminatum (kondiloma akuminatum). Pencetus utama penyakit ini adalah Human Papilloma virus


Manifestasi Klinis


Veruka vulgaris. Terutama pada anak. Tempat predileksi di ekstremitas bagian ekstensor, dapat timbul di mukosa mulut dan hidung. Bentuk bulat berwarna abu-abu, berukuran lentikular atau berkonfluensi membentuk plakat, permukaan kasar (verukosa). Dengan goresan dapat timbul autoinokulasi sepanjang goresan (fenomena Kobner). Variannya yang terdapat di muka dan kulit kepala berupa penonjolan tegak lurus pada permukaan kulit dengan permukaan verukosa disebut veruka filiformis. Termasuk penyakit swasirna.

Veruka plana juvenilis. Terutama pada anak dan usia muda. Tempat predileksi muka dan leher, dorsum manus dan pedis, pergelangan tangan, dan lutut. Jumlah bisa sangat banyak, berukuran miliar atau lentikular, permukaan licin dan rata, berwarna sama dengan warna kulit atau agak kecoklatan. Terdapat fenomena Kobner. Termasuk penyakit swasirna.

Veruka plantaris. Tempat predileksi di telapak kaki terutama yang mengalami tekanan. Bentuk berupa cincin keras dengan bagian tengah agak lunak dan berwama kekuningan. Permukaan licin dan nyeri. Bila berkonfluensi dapat berbentuk seperti mosaik.

Veruka akuminatum.
 

  1. Herpes zoster
    Herpes zoster (dampa, cacar ular) adalah penyakit yang disebabkan infeksi virus varisela zoster yang menyerang kulit dan mukosa. Infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer. Kadang-kadang infeksi primer berlangsung subklinis. Frekuensi penyakit pada pria dan wanita sama, lebih sering mengenai usia dewasa. Masa tunasnya 7-12 hari. Masa aktif penyakit berupa lesi baru yang tetap timbul berlangsung kira-kira 1-2 minggu.
    Virus berdiam di ganglion posterior susunan saraf tepi dan ganglion kranialis. Lokasi kelainan kulit setingkat dengan daerah persarafan ganglion. Kadang-kadang virus menyerang ganglion anterior bagian motorik kranialis sehingga memberikan gejala gangguan motorik. Daerah yang paling sering terkena adalah daerah torakal. Terdapat gejala prodromal sistemik (demam, pusing, malaise) maupun lokal (nyeri otot-tulang, gatal, pegal dan sebagainya). Setelah itu timbul eritema yang dalam waktu singkat menjadi vesikel yang berkelompok dengan dasar kulit yang eritematosa dan edema. Vesikel ini berisi cairan yang jernih, kemudian menjadi keruh (berwarna abu-abu), dapat menjadi pustul dan krusta. Kadang-kadang vesikel mengandung darah, disebut herpes zoster hemoragik. Dapat timbul infeksi sekunder sehingga menimbulkan ulkus dengan penyembuhan berupa sikatriks.

    Di samping gejala kulit dijumpai pembesaran kelenjar getah bening regional. Lokalisasi penyakit unilateral dan bersifat dermatomal sesuai tempat persarafan. Kelainan motorik lebih lebih sering berupa kelainan sentral daripada perifer. Terdapat hiperestesi pada daerah yang terkena. Kelainan pada muka sering disebabkan oleh gangguan nervus trigeminus (dengan ganglion gaseri) atau nervus fasialis dan otikus (dari ganglion genikulatum).
    Pada herpes zoster oftalmikus terjadi infeksi cabang pertama nervus trigeminus yang menimbulkan kelainan pada mata serta cabang kedua dan ketiga yang menyebabkan kelainan kulit pada daerah persarafannya. Sindrom Ramsay Hunt diakibatkan gangguan nerws fasialis dan otikus sehingga memberikan gejala paralisis otot muka (paralisis Bell), kelainan kulit sesuai tingkat persarafan, tinitus, vertigo, gangguan pendengaran, nistagmus dan nausea, juga gangguan pengecapan. Pada herpes zoster abortif penyakit berlangsung dalam waktu singkat dan kelainan kulitnya hanya berupa beberapa vesikel dan eritema. Kelainan kulit pada herpes zoster generalisata adalah unilateral dan segmental ditambah yang menyebar secara generalisata berupa vesikel soliter dan ada umbilikasi. Kasus ini terutama terjadi pada orang tua atau pada orang yang kondisi fisiknya sangat lemah, misalnya pada pasien limfoma malignum. Neuralgia pasca herpetik adalah rasa nyeri yang timbul pada daerah bekas penyembuhan, dapat berlangsung sampai beberapa bulan bahkan bertahun-tahun dengan gradasi nyeri bervariasi dalam kehidupan sehari-hari. Cenderung dijumpai pada orang yang mendapat herpes zoster di atas usia 40 tahun.

  2. Pioderma

Pioderma ialah infeksi kulit yang disebabkan oleh Staphylococcus, Streptococcus atau oleh keduanya. Faktor Penyebab pioderma antara lain tidak menjaga higienis, menurunnya daya tahan tubuh dan ada penyakit lain di kulit sehingga terjadi kerusakan epidermis yang memudahkan terjadinya infeksi. Pioderma terbagi menjadi 2 jenis yaitu pioderma primer dan sekunder.

1) Pioderma primer, terjadi pada kulit normal. Gambaran klinisnya tertentu, penyebabnya biasanya satu macam mikroorganisme.

2) Pioderma sekunder, terjadi pada kulit yang telah ada penyakit kulit lain. Contohnya: dermatitis impetigenisata, skabies impetigenisata. Gambaran klinisnya tak khas dan mengikuti penyakit yang telah ada disertai pus, pustul, bula purulen, krusta berwarna kuning kehijauan, pembesaran kelenjar getah bening regional, leukositosis, dapat pula disertai demam.

Penyakit lain yang termasuk dalam pioderma antara lain:
Impetigo

ialah pioderma superfisialis (terbatas pada epidermis).

 
Impetigo Krustosa
Impetigo krustosa (impetigo kontagiosa, impetigo vulgaris, impetigo Tillbury Fox) adalah infeksi streptokok primer yang sering berkombinasi dengan infeksi stafilokok, ditandai dengan vesikel berdinding tipis yang diskret (tersebar), cepat menjadi pustul, kemudian ruptur.Disebabkan oleh Streptococcus (3 hemolyticus grup A (Streptococcus pyogenes). Manifestasi Kiinis

Penyakit dimulai dengan makula eritematosa yang berkembang menjadi vesikel/bula dalam waktu singkat, kemudian pecah mengeluarkan sekret seropurulen dan menjadi krusta kuning keemasan, menebal, dan mudah lepas. Krusta dapat dilepaskan dengan cepat, meninggalkan permukaan yang halus, merah, dan lembab. Sering krusta menyebar ke perifer dan sembuh di bagian tengah. Umumnya tidak disertai gejala konstitusi, hanya terdapat pada anak. Tempat predileksi pada bagian tubuh yang lebih terbuka seperrti wajah, yakni sekitar lubang hidung dan mulut, tangan, leher, dan ekstremitas. Penyebaran melaluijari, handuk, dan alat-alat rumah tangga yang sering digunakan.

Folikulitis Superfisialis dan Folikulitis profunda
Folikulitis supsrfisialis
adalah radang folikel rambut dengan pustul berdinding tipis pada orifisium folikel yang terbatas di dalam epidermis. Tempat predileksi adalah ekstremrtas terutaina di tungkai bawah; kulit kepala, muka terutama sekitar mulut. Kelainan berupa papul atau pustul yang eritematosa dan di tengahnya terdapat rambut, biasnya multipel dan sembuh setelah beberapa hari Infeksi mungkin terjadi setelah gigitan serangga atau akibat garukan dan trauma kulit lainnya

Folikulitis profunda
Folikulitis profunda adalah infeksi stafilokok berupa pustul petifolikuler kronik ditandai dengan adanya papul dan pustul dan sering terjadi rekurens merupakan folikulitis piogenik dengan infeksi yang meluas ke dalam folikel dermis bawah.

Gambaran klinisnya seperti folikulitis superfisialis, namun terdapat eritema dan gatal, rasa terbakar serta teraba infiltrat di subkutan. Contohnya sikosis barbe yang berlokasi di bibir atas dan dagu; bilateral. Dalam 1-2 bulan menjadi pustul berukuran kecil di tengahnya ada rambut. Kemudian ruptur akibat trauma, lalu timbul bintik eritematosa. Tempat predileksi adalah dagu (jenggot), daerah kumis, alis, aksila, pubis, dan paha.

Furunkel danKarbunkel
Furunkel atau bisul ialah penyakit infeksi akut pada folikel rambut dan perifolikuler, bulat, nyeri, berbatas tegas yang berakhir dengan supurasi di tengah. Jika lebih dari satu disebut furunkulosis. Karbunkel ialah furunkel yang berkonfluensi dengan ‘mata’ yang terpisah. Disebabkan oleh bakteri Biasanya Staphytococcus aureus. Keluhannya nyeri dengan nodus eritematosa berbentuk kerucut, di tengahnya terdapat pustul. Kemudian melunak menjadi abses berisi pus danjaringan nekrotik, lalu memecah. Tempat predileksi ialah yang banyak mengalami friksi, misalnya aksila, bokong, dan tengkuk/ leher.

Ektima
Ektima ialah ulkus superfisial dengan krusta di atasnya, disebabkan oleh Streptococcus ß- hemolyticus, hampir selalu terjadi di tungkai bawah bagian anterior atau kaki bagian dorsal. Penyakit dimulai dengan vesikel atau vesiko-pustul yang membesar dan dalam beberapa hari menjadi krusta tebal berwarna kuning, biasanya berlokasi di tungkai bawah, ysitu tempat yang relatif banyak mendapat trauma. Jika krusta diangkat ternyata lekat dan tampak ulkus dangkal dengan dasar kasar dan tepi meninggi. Lesi akan sembuh setelah beberapa minggu dengan sikatriks.

Pionikia
Pionikia adalah radang di sekitar kuku oleh piokokus.Yang disebabkan oleh Staplrylococcus aureus dan/atau Streptococcus ß- hemolyticus grup A. Penyakit ini didahului trauma. Mulainya infeksi pada lipat kuku, terlihat tanda-tanda radang, kemudian menjalar ke matriks dan lempeng kuku (nail plate), dapat terbentuk abses subungual.

Erisipelas
ialah penyakit infeksi bakteri akut dengan gejala utama eritema berwarna merah cerah dan berbatas tegas, dapat disertai gejala konstitusi. Kelenjar getah bening superfisial membesar dan nyeri.Disebabkan oleh Streptococcus ß- hemolyticus grup A. Awalnya ditandai dengan gejala konstitusi berupa demam, menggigil, sakit kepala, muntah, dan nyeri sendi. Lapisan kulit yang diserang ialah epidermis dan dermis. Penyakit ini didahului trauma, karena itu tempat predileksi biasanya di tungkai bawah. Kelainan kulit yang utama ialah eritema yang berwarna merah cerah, berbatas tegas, dan pinggirnya meninggi dengan tanda-tanda radang akut. Dapat disertai edema, vesikel, dan bula. Jika tidak diobati akan menjalar ke sekitarnya terutama ke proksimal. Jika sering residif di tempat yang sama dapat terjadi elefantiasis.

Selulitis
Selulitis adalah inflamasi supuratif yang juga melibatkan sebagian jaringan subkutan.Disebabkan oleh bakteri  Streptococcus pyogenes.Gejala konstitusi berupa malaise, menggigil, dan demam yang dapat timbul mendadak. Kelainan kulit berupa infiltrat difus subkutan dengan tanda-tanda radang akut yang dimulai dengan eritema lokal dan nyeri yang cepat menyebar dan infiltratif kejaringan di bawahnya. Dapat pula terjadi limfangitis. Selulitis dapat mengalami supurasi.

Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (penyakit Ritter von Rittershain, penyakit Ritter, dermatitis eksfoliativa neonatorum)
adalah infeksi kulit oleh Staphylococcus aureus galur tertentu dengan ciri yang khas berupa epideimolisis. Penyakit ini terutama terdapat pada anak di bawah 5 tahun dan neonatus, pria lebih banyak daripada wanita. Jarang terjadi pada dewasa kecuali bila ada penurunan imunitas tubuh sebagai faktor predisposisi. Disebabkan oleh Staphylococcus aureus grup II faga 52, 55 dan/atau faga 71. Sumber infeksinya pada mata, hidungtenggorok, dan telinga. Eksotoksin yang dikeluarkan bersifat epidermolitik (epidermolin, eksfoliatin) menyebabkan kerusakan epidermis karena rentan terhadap toksin ini. Pada kulit tidak dapat ditemukan kuman penyebab. Fungsi ginjal yang baik diperlukan untuk mengekskresikan eksfoliatin. Pada anak-anak dan bayi diduga fungsi ekskresi ginjal belum sempurna. Pada orang dewasa diduga karena terdapat kegagalan fungsi ginjal, atau terdapat gangguan imunologis, termasuk yang mendapat obat imunosupresif. Pada umumnya terdapat demam tinggi disertai infeksi di saluran napas bagian atas.
Kelainan kulit awalnya berupa eritema yang timbul mendadak pada muka, leher, ketiak, telapak tangan dan kaki serta lipat paha, kemudian menyeluruh dalam waktu 24-48 jam. Kemudian timbul bula-bula besar berdinding kendur. Jika kulit yang tampaknya normal ditekan dan digeser kulit tersebut akan terkelupas sehingga memberi tanda Nikolsky positif. Dalam 2-3 hari terjadi pengeriputan spontan disertai pengelupasan lembaran-lembaran kulit sehingga tampak daerah-daerah erosif. Akibat epidermolisis tersebut, gambarannya mirip kombustio. Daerah-daerah tersebut akan mengering dalam beberapa hari dan terjadi deskuamasi yang terjadi dalam waktu 10 hari pada daerah yang tidak eritematosa dan tidak mengelupas. Meskipun bibir sering dikenai, tetapi mukosajarang diserang. Penyembuhan terjadi setelah 10-14 hari tanpa disertai sikatriks.


Hidradenitis supurativa
ialah infeksi kelenjar apokrin yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Infeksi terjadi pada kelenjar apokrin, karena itu terdapat pada usia sesudah akil balik sampai dewasa muda. Sering didahului oleh trauma/mikrotrauma, misalnya banyak keringat, pemakaian deodoran, atau pencabutan rambut ketiak. Penyakit ini disertai gejala konstitusi dernam dan malaise. Ruam berupa nodus dengan kelima tanda radang akut, kemudian melunak menjadi abses dan memecah membentuk fistel. Pada lesi yang menahun dapat terbentuk abses, fistel, dan sinus yang multipel. Tempat predileksi di ketiak dan perineum.

Abses multipel kelenjar keringat
ialah infeksi Staphylococcus aureus pada kelenjar keringat, berupa abses multipel, tak nyeri, berbentuk kubah. Penyakit ini umumnya terdapat pada anak. Gambaran klinisnya berupa nodus eritematosa, multipel, tak nyeri, berbentuk kubah, dan lama memecah. Lokasinya di tempat yang banyak keringat.