Sakit kaki

Sakit kaki

Meskipun kaki sakit umumnya menunjukkan adanya kelainan muskuloskletal, juga bisa berasal dari kelainan vaskular atau neurologi yang lebih serius. Sakit dapat muncul mendadak atau perlahan-lahan dan dapat terlokalisir  atau mengenai seluruh kaki. Sakit bisa konstan atau intermiten, tumpul, terasa panas, tajam, menusuk, atau tingling. Sakit kaki bisa mengenai pergerakan (lokomotor). membatasi kemampuan menahan beban, Sakit kaki yang hebat yang terjadi setelah pemasangan gips pada kaki yang fraktur bisa mengindikasikan adanya sindrom kompartemen yang membahayakan tungkai. Sakit kaki hebat yang muncul mendadak dengan disertai insufisiensi vaskular, mungkln merupakan sinyal dari pemburukan akut. yang membutuhkan cangkok arteri atau amputasi.


Tindak Kewaspadaan!

Jika  pasien mengalami sakit kaki akut dan riwayat trauma, segera periksa tanda-tanda vital dan tentukan status neurovaskular kaki. Amati posisi kaki pasien dan periksa apakah ada pembengkakan, deformitas menyeluruh atau abnormalitas. Juga, periksa denyut distal dan perhatikan warna kulit serta temperatur. Kaki yang pucat, dingin, tidak ada denyut, menunjukkan adanya gangguan sirkulasi yang membutuhkan operasi darurat segera.


Anamnesis dan pemeriksaan fisik

Jika kondisi pasien memungkinkan, tanyakan kapan rasa sakit mulai dan mintalah ia menceritakan intensitas, karakter, dan polanya. Apakah sakit memburuk di pagi, malam, atau jika pasien bergerak? Jika sakit tidak membuatnya sama sekali tidak bisa jalan, apakah ia menggunakan kruk atau alat bantu lain? Juga tanyakan tentang adanya tanda dan gejala lain.Temukan apakah pasien mempunyai riwayat cedera kaki atau operasi dan apakah ia atau anggota keluarganya mempunyai riwayat masalah sendi, vaskular. atau punggung. Juga tanyakan obat apa yang ia minum dan apakah obat ini membantu meredakan sakit kakinya.

Mulailah pemeriksaan fisik dengan mengamati cara jalan pasien, jika kondisinya memungkinkan. Amati bagaimana ia menahan kakinya sewaktu berdiri dan duduk. Raba kaki. bokong. dan punggung bawah untuk menentukan luas sakit dan nyeri tekan. Jika diperkirakan ada fraktur, uji rentang pergerakan pasien (ROM) di panggul dan lutut. Juga periksa refleks dengan kaki pasien diluruskan dan diangkat, perhatikan aksi yang menimbulkan sakit. Selanjutnya, bandingkan kesimetrisan kedua kaki, gerakan, dan ROM aktif. Sebagai tambahan, nilai sensasi dan kekuatan. Jika pasien mcmakai gips kaki, belat, atau pembalut bertekanan, dengan hati-hati periksa sirkulasi distal, sensasi, dan mobilitas, serta regangkan jari-jarinya untuk melihat apakah hal ini menimbulkan sakit.


Penyebab sakit kaki lokal

Berbagai kelainan dapat menyebabkan sakit kski, panggul, lutut, dan pergelangan kaki, yang bisa meluas ke jaringan sekitar dan dilaporkan pasien sebagai sakit kaki. Sakit lokal umurnnya disertai nyeri tekan, pembengkakan, dan deformitas pada daerah yang terkena.

Sakit lutut

  • Artritis
  • Bursitis
  • Kondromalasia
  • Kontusio
  • Cedera ligamen cruciate
  • Dislokasi
  • Fraktur
  • Cedera meniskus
  • Osteokondritis dissecans
  • Plebitis
  • Kista popliteal
  • Radikulopati
  • Robek mekanisme ekstensor
  • Terkilir
  • Sakit pergelangan kaki
  • Kontraksi tendon Achillas
  • Artritis
  • Dislokasi
  • Fraktur
  • Terkilir
  • Tenosinovitis

Sakit panggul

  • Artritis
  • Nekrosis avaskular
  • Bursitis
  • Dislokasi
  • Fraktur
  • Sepsis
  • Tumor

Sakit kaki

  • Artritis
  • Bunion (mata ikan)
  • Kalus atau katimumul
  • Dislokasi
  • Kakidatar
  • Fraktur
  • Gout
  • Halux rigidus
  • Jari palu Kuku kaki tumbuh ke
    dalam
  • Penyakit Kohler
  • Neuroma Morton
  • Penyakit penutupan arteri
  • Fasitis plantar (telapak kaki)
  • Kutil plantar
  • Radikukopati
  • Tabes dorsalis
  • Sindrom tarsal tunnel

Penyebab medis

kanker tulang.

Sakit dalam atau mengebor yang kontinu, umurnnya memburuk di malam hari, dapat merupakan gejala pertama dari kanker tulang. Nantinya. kulit pecah dan sirkulasi terganggu, bersama dengan terjadinya kaheksia, demam. dan gangguan mobilitas.

Sindrom konipartemen.

Sakit kaki bawah yang intensif dan progresif yang meningkat saat melakukan peregangan otot pasif merupakan tanda utama dari sindrom konipartemen, suatu kelainan yang membahayakan anggota gerak. Pembalut tekanan atau traksi dapat memperparah sakit, yang tipikal memburuk meskipun diberikan analgesik. Temuan lain mencakup kelemahan otot dan parestesia, tetapi sirkulasi distal tampak normal. Dengan adanya iskemia otot yang ireversibel. juga akan terjadi paralisa dan tidak ada denyut.

Fraktur.

Fraktur menyebabkan sakit akut yang menyertai pembengkakan dan ekimosis di kaki yang terkena. Gerakan menimbulkan rasa sakit dan kaki tidak mampu menahan beban. Status neurovasktilar di sebelah distal fraktur dapat terganggu, menyebabkan parestesia, absen denyut, sianosis bebercak-bercak. dan kulit dingin. Deformitas, kram otot, dan krepitasi tulang juga terjadi.

Infeksi.

Sakit kaki lokal, eritema, pembengkakan, streaking, dan panas merupakan tanda khas dari infeksi jaringan lunak dan tulang. Demam dan takikardia mungkin ada disertai dengan tanda sistemik lainnya.

Penyakit penutupan  vaskular.

Penyakit penutupan vaskular menyebabkan sakit kram kontinu pada kaki dan tungkai yang memburuk saat berjalan, menimbulkan pincang. Pasien melaporkan adanya kenaikan rasa sakit di malam hari, kaki dingin, tidak tahan dingin, baal, dan kesemutan. Pemeriksaan menunjukkan adanya edema pergelangan kaki dan kaki bagian bawah, penurunan atau absennya denyut. atau kenaikan waktu pengisian ulang kapiler.

Skiatika.

Pada skiatika, sakit disebutkan seperti tertembak, berdenyut, atau kesemutan dan menyebar ke bawah bagian belakang kaki sepanjang  saraf skiatika. Tipikal, aktivitas akan memperburuk sakit sementara istirahat meredakan sakit. Pasien pincang karena berusaha menghindari bertambahnya  rasa sakit dan mengalami kesulitan untuk bergerak dari dnduk ke posisi berdiri.

Terkilir atau regangan.

Regangan akut menyebabkan sakit tajam dan sementara serta pembengkakan yang berlangsung cepat, diikuti dengan nyeri tekan pada kaki dan ekimosis. Regangan kronis menimbulkan kekakuan, nyeri tekan, dan sakit, dan nyeri tekan menyeluruh pada kaki, beberapa jam setelah cedera; gerak pasif dan aktif dapat menimbulkan rasa sakit atau bahkan tidak bisa dilakukan. Terkilir menyebabkan sakit lokal, khususnya selama gerakan sendi; ekimosis dan mungkin, pembengkakan lokal dan hilangnya mobilitas.

Tromboplebitis.

Tromboplebitis menyebabkan ketidaknyamanan yang berkisar dari nyeri tekan pada betis sampai sakit yang hebat dan disertai pembengkakan, panas. serta rasa berat pada kakiyang terkena. Pasien mungkin juga mengalami demam, menggigil, lemas, kram otot, dan tanda Homan positif. Penilaian menunjukkan adanya vena superfisial yang tampak membengkak, bisa teraba, keras, seperti benang, dan seperti tali; dan peka terhadap tekanan.

Vena varikosis.

Pada vena varikosis, gejala kaki yang ringan sampai hebat akan terjadi, termasuk kram nokturnal; rasa berat; sakit tumpul yang luas sesudah berdiri atau berjalan lama, dan sakit selama menstruasi. Pemeriksaan menunjukkan nodula yang teraba. edema onostatik, dan pigmentasi statis pada betis dan pergelangan kaki.

Ulser statik venous.

Sakit lokal dan perdarahan muncul dari ulserasi pada anggota gerak bawah yang terinfeksi. Pigmentasi bercak kebiruan adalah khas dan edema lokal juga bisa terjadi.


Pertimbangan keperawatan

  • Jika pasien mengalami sakit kaki akut, perhatikan dengan cermat status neurovaskularnya dengan sering memeriksa denyut distal dan mengevaluasi temperatur. warna, dan sensasi kaki.
  • Memantau keliling paha dan betis untuk mengevaluasi perdarahan ke dalam jaringan yang berasal dari daerah fraktur.
  • Menyiapkan pasien untuk menjalani rontgen foto.
  • Menggunakan kantong pasir untuk mengimbolisasi kakinya; kompres es dan jika perlu, traksi skeletal.
  • Jika tidak ada fraktur, siapkan pasien untuk menjalani pemeriksaan laboratorium guna mendeteksi agen penginfeksi atau venografi, ultrasonografi Doppler. plethysmografi, atau angiografi untuk menentukan kompetensi vaskular.
  • Tidak memberi makanan dan minuman sampai kita tahu apakah pasien perlu dioperasi atau tidak.
  • Memberikan antikoagulan dan antibiotik, jika perlu.

Pelatihan pasien

  • Jelaskan penggunaan obat anti radang. latihan ROM. dan alat bantu lainnya.
  • Bicarakan perubahan gaya hidup yang harus dilakukan.
  • Ajarkan posisi yang tepat untuk meningkatkan aliran darah dan vena.
  • Bicarakan perlunya terapi fisik.