Hiperlipidemia



Definisi

Hiperlipidemia adalah keadaan terdapatnya akumulasi berlebih salah satu atau lebih lipid utama dalam plasma, sebagai manifestasi kelainan metabolisme atau transportasi lipid. Dalam klinis, hiperlipidemia dinyatakan sebagai hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia, atau kombinasi keduanya. Hiperlipidemia dapat terjadi karena defek transportasi lipid atau karena produksi endogen berlebihan. Kelainan ini dapat terjadi secara primer (hiperlipidemia primer) maupun sekunder akibat penyakit lain (hiperlipidemia sekunder).

 Etiologi
Hiperlipidemia primer disebabkan kelainan genetik. Hiperlipidemia primer dibagi dalam hiperlipidemia primer familial dan sporadik. Hiperlipidemia disebabkan peningkatkan kadar lipid darah yang disebabkan suatu penyakit tertentu, misalnya diabetes melitus, gangguan tiroid, penyakit hati, dan penyakit ginjal, serta obat-obatan.

Manifestasi Klinis

Secara klinis, hiperlipidemia dapat dikategorikan dalam 3 bentak tergantung kadar lipid yang meningkat, yaitu:
o Hiperkolesterolemia (kolesterol meningkat)
o Hipertrigliseridemia (trigliserida meningkat)
o Hiperlipidemia campuran (kolesterol dan trigliserida meningkat) 

Berdasar pola elektroforesis, hiperlipidemia dibagi atas (klasifikasi Fredickson-WHO):
1. Hiperlipidemia eksogen (kilomikron), tipe I
2. Hiperlipidemia endogen (VLDL), tipe IV
3. Hiperlipidemia campuran (mixed VLDL+kilomikron), tipe V
4. Hiperkolesterolemia (LDL), tipe II-a
5. Hiperlipidemia combined (LDL+VLDL), tipe II-b
6. Hiperlipidemia remnan (b VLDL), tipe III

Sebagian besar hiperlipidemia tidak memberikan gejala dan tanda klinis. Namun terdapat beberapa gejala yang nyata antara lain xantoma, arkus senilis, lipidemia retinalis, dan kadang-kadang krisis abdomen akut. Hiperlipidemia harus dicurigai dan dicari jika ada manifestasi hiperlipidemia di kulit, serta adanya arteriosklerosis dan penyakit jantung koroner prematur. Manifestasi hiperlipidemia di kulit dapat berupa xantoma planum (xantelasma palpebra, xantomata intertriginosa, xantomata striae palmaris), xantoma tendinea, xantoma tuberosa, xantoma papuloeruptif (tubero eruptif). Adanya xantoma dapat merupakan petunjuk yang patognomonik untuk kelainan genetik atau kelainan lipoprotein tertentu.

o xantoma tendinea: khas hiperkolesterolemia familial (LDL meningkat)
o xantoma tuberosa, tubero eruptif: khas dislipoproteinemia (VLDL dan kilomikron remnan)
o xantoma eruptif: khas defisiensi LDL kilomikron 

Dalam menghadapi pasien tersangka liperlipidemia, langkah diagnostik dalam gambar di bawah ini dapat digunakan.
Pemeriksaan lipid yang pertama-tama harus dilakukan adalah pemeriksaan kadar kolesterol total, trigliserida, dan standing plasma (keadaan fisis setelah plasma disimpan dalam lemari es selama satu malam). Syarat pemeriksaan lipid adalah pasien harus puasa 12-16 jam untuk menghindari efek pascaabsorpsi trigliserida. 

Penatalaksanaan

Yang menjadi parameter adalah kadar kolesterol dan trigliserida, terkadang juga kadar kolesterol HDL. Diet pasien dengan dislipidemia umum sama dengan pasien yang menderita dislipidemia diabetes melitus.
 

Dalam penerapan diet tersebut harus diperhatikan:
o Pengendalian berat badan, bila pasien gemuk berikan diet rendah kalori dan gerak badan hingga mencapai berat badan normal.
o Konsumsi karbohidrat kompleks ditingkatkan.
o Penggunaan asam oleat dan asam linoleat.
o Peningkatan konsumsi buah, sayur-sayuran, dan serat.
o Kurangi garam.
o Bila diet PERKENI masih belum menolong terutama pada pasien dengan kadar lipid yang sangat tinggi boleh dicoba dengan diet tahap 2 NCEP. 

Obat-obat hipolipidemik

A. Obat-obat yang menurunkan kadar kolesterol1. Resin pengikat asam empedu: kolestipol n (5-15 g dua kali sehari), kolestiramin (6-12 g dua kali sehari).

2. Penghambat enzim HMG ko-A reduktase (statin): simvastatin (5-40 mg/hari), pravastatin (10-40 mg/hari), lovastatin (20-80 mg/hari), fluvastatin (540 mg/hari).

3. Asam nikotinat atau niasin (dosis mulai dari 3 x 100 mg, dinaikkan sampai 3 x 1-3 g/ hari). Derivat asam nikotinat: inositol heksasitinat (3 x 1 g), tetranikotinyol fruktosa (4 x 250 mg). Analog asam nikotinat: asipimox (2-3 x 250 mg).

4. D-tiroksin (1 -2 mg/hari tiap hari perlahan-lahan dinaikkan sampai maksimal 4-8 mg/ hari).

5. Probukol (2 x 250-500 mg/hari)

B. Obat-obat yang menurunkan kadar trigliserida

1. Golongan asam fibrat: gemfibrozil (2 x 600 mg, ½ jam sebelum makan atau 1 x 900 mg/ hari), bezafibrat (3 x 200 mg atau 1 x 400 mg/hari), fenofibrat (3 x 100 mg atau 1 x 300 mg/hari)

2. Asam nikotinat dan analognya asipimox.

C. Pengobatan hiperlipidemia campuran (untuk hiperlipoproteinemia tipe II-b dan tipe III): golongan asam fibrat, bila tidak berhasil dikombinasikan dengan golongan resin.