Tik

Tik

Tik adalah gerak di luar kesadaran yang berulang dari kelompok otot tertentu  biasanya dari wajah. leher, bahu, batang tubuh, clan tangan. Tanda-tanda ini tipikal terjadi tiba-tiba dan intermiten. Dapat mencakup gerak tunggal yang terisolir seperti membuka bibir dengan kuat sehingga berbunyi, menyeringai, mengedipkan mata, mencium-cium, menjulurkan lidah, bertahak. mengentakkan salah satu bahu. atau memajukan dagu. Atau. dapat mencakup serangkaian gerak yang rumit. Tik ringan seperti kedutan kelopak mata, sangat umum ditemukan. Tik berbeda dari kejang ringan karena tik tidak berhubungan dengan hilang kesadaran sementara atau amnesia.Tik biasanya bersifat psikogenik dan menjadi parah jika ada stres atau ansietas. Tik psikogenik umumnya dimulai antara usia 5-10 tahun sebagai aksi sadar, terkoordinasi. dan mempunyai tujuan yang dirasakan anak wajib ia lakukan untuk mengurangi ansietas. Kecuali tiknya hebat, anak mungkin tidak menyadari hal ini. Tik akan hilang begitu anak matang, atau bisa saja tetap ada sampai masa dewasa. Meskipun demikian, tik bisa juga berhubungan dengan satu penyakit langka  sindrom Tourette, yang tipikul dimulai selama masa kanak-kanak.


Anamnesis dan pemeriksaan fisik

Dimulai dengan menanyakan kepada orang tua, seberapa lama anak sudah mengalami tik. Seberapa sering hal ini terjadi? Dapatkah mereka mengidentifikasi faktor pemicu atau pemberat? Dapatkah pasien mengendalikan tik secara sadar? Tanyakan tentang stres dalam kehidupan anak seperti tugas sekolah yang sulit. Selanjutnya, aniati tik dengan cermat. Apakah ini gerakan yang tidak sadar atau memang bertujuan? Perhatikan apakah tik bersifat setempat atau menyeluruh, dan uraikan secara rinci.


Penyebab medis

Sindrom Tourette. Sindrom Tourette tipikal dimulai dengan tik yang mengenai wajah atau leher. Indikasinya meliputi tik motoris dan vokal yang dapat mengenai otot-otot bahu, lengan, batang tubuh. dan kaki. Tik dapat berhubungan dengan kekerasan atau ledakan perbuatan yang di luar norma kelaziman (coprolalia). Pasien mungkin mendengus, membentak. mendengkur, dan mengeluarkan bunyi-bunyi eksplosif seperti mendesis, saat berbicara. la bisa saja secara tidak sadar mengulangi kata-kata orang lain (echolalia) atau gerakan orang lain (echopraksia). Kadang-kadang, sindrom ini hilang sendiri atau mengalami remisi yang panjang, tetapi bisa juga tetap ada seumur hidup.


Pertimbangan keperawatan

  • Berikan obat, seperti diindikasikan, untuk mengendalikan tik.
  • Rujuk untuk mendapat psikoterapi, seperti diindikasikan.

Pelatihan pasien

  • Jelaskan kelainan yang mendasari dan rencana perawatannya.
  • Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menyingkirkan stres yang bisa dihindari.
  • Bicarakan dengan pasien, cara-cara positif untuk menangani ansietasnya.
  • Berikan dukungan emosional kepada pasien dan keluarganya.

Tingkah laku kekerasan

Ditandai oleh hilangnya kontrol diri yang tiba-tiba, tingkah laku kekerasan mengacu pada penggunaan kekuatan fisik untuk menyerang, mencederai, atau melecehkan suatu objek atau manusia. Tingkah laku ini dapat juga mengarah ke diri sendiri. Berasal dari kelainan organik atau nsikiatrik. atau dari pemakaian obat tertentu atau alkohol.Seseorang yang menunjukkan tingkah laku kekerasan mungkin sangat tidak rasional. menghasilkan situasi yang sulit dijelaskan. Oleh karena itu, intervensi awal harus ditujukan untuk memastikan keamanan pasien dan setiap orang yang berada di dekatnya. termasuk personel medis. sampai tingkah laku kekerasan dari pasien bisa dikendalikan.


Anamnesis dan pemeriksaan fisik

Selama evaluasi yang Anda lakukan, tentukan apakah pasien mempunyai riwayat tingkah laku kekerasan. Apakah ia keracunan atau mengalami gejala keracunan atau putus alkohol atau obat? Apakah ia mempunyai riwayat kekerasan dalam keluarga, termasuk hukuman fisik dan pelecehan anak atau pasangan? (lihat Memahami kekerasan dalam keluarga).Waspadai tanda-tanda yang mengindikasikan bahwa pasien kehilangan kontrol dan melakukan kekerasan. Apakah ia me­nunjukkan perubahan tingkah laku tiba tiba? Apakah ia tidak mampu duduk diam? Konaikan aktivitas menunjukkan upaya untuk mengeluarkaii agresi. Apakah ia tiba-tiba menghentikan aktivitas (menunjukkan baliwa ia tenang sebelum meledak). Apakah ia mengeluarkan ancaman verbal atau isyarat marah? Apakah ia mudah kaget, sangat tegang, atau tertawa? Emosi semacam itu yang tampak mencolok biasanya mendahului hilangnya kendali.Jika tingkah laku kekerasan pasien Anda adalah suatu perkembangan baru, ia mungkin mengalami kelainan organik. Lakukan pemeriksaan medis dan pemeriksaan fisik. Amati perubahan tiba-tiba dari tingkat kesadarannya. Disorientasi, gagal untuk mengingat peristiwa yang baru terjadi, kedutan, sentakan, tremor, dan asteriksis. semuanya menunjukkan adanya kelainan organik


Memahami kekerasan dalam keluarga

Untuk bisa melakukan penatalaksanaan yang efektif dari pasien yang bertingkah laku kekerasan, diperlukan pemahaman akan akar dari tingkah lakunya ini. Sebagai contoh, tingkah laku ini mungkin berakar dari riwayat keluarga yang berkaitan dengan hukuman fisik, pelecehan anak atau pasangan. Tingkah laku kekerasan ini juga bisa berhubungan dengan penyalahgunaan obat atau alkohol dan peran keluarga yang kaku, yang mengekang pertumbuhan dan individualitas.


Penyebab kekerasan dalam keluarga

llmuwan sosial berpendapat bahwa ke­kerasan dalam keluarga bersumber dari sikap budaya yang mendorong timbulnya kekerasan dan dari rasa frustrasi serta stres yang berhubungan dengan kondisi tempat tinggal yang terlalu padat serta kemiskinan. Albert.Bandura, seorang ahli teori sosial, berpendapat bahwa individu belajar tingkah laku kekerasan melalui mengamati dan meniru sikap anggota keluarga lain yang meluapkan perasaan agresifnya melalui pelecehan verbal dan kekuatan fisik (mereka juga belajar dari televisi dan film,'khususnya saat pahlawan yang menggunakan kekuatan fisik mendapat kekuasaan dan ketenaran) Anggota keluarga yang mempunyai karakteristik ini bisa saja mempunyai potensi yang semakin besar untuk ber­tingkah laku kekerasan, sehingga memulai siklus kekerasan yang diturunkan dari satu generasi ke generasi lain.


Penyebab medis

Kelainan organik.

Kelainan yang berasal dari disfungsi metabolisme atau neurologi dapat menyebabkan tingkah laku kekerasan. Penyebab umum mencakup epilepsi, tumor otak ensefalitis, cedera kepala. kelainan endokrin, kelainan metabolism (seperti uremia dan ketidakseimbangan kalsium), serta trauma fisik yang parah.

Kelainan psikiatrik.

Tingkah laku kekerasan terjadi sebagai mekanisme perlindungan dalam reaksi terhadap ancaman yang diterima pada kelainan psikiatrik seperti schizoprenia. Respons serupa dapat terjadi pada kelainan kepribadian seperti antisosial atau kepribadian peralihan (borderline).


Penyebab lain

Obat dan alkohol. Tingkah laku merusak adalah efek samping dari beberapa obat seperti lidokain dan penisilin G. Penyalahgunaan atau putus alkohol. halusinogen, amfetamin, dan putus barbiturat juga menyebabkan tingkah laku kekerasan.


Pertimbangan keperawatan

  • Lakukan tindakan untuk melindungi diri Anda sendiri seperti tidak terlalu dekat dengan pasien dan meminta bantuan orang lain.
  • Tetap tenang, dan memastikan bahwa Anda mempunyai cukup personel untuk mengendalikan atau memegangi pasien. jika perlu.
  • Jika pasien mengeluarkan ancaman kekerasan, tanggapi dengan serius, dan informasikan kepada orang yang menjadi target ancamannya.
  • Jika diresepkan, berikan obat psikotropik.

Pelatihan pasien

  • Tenangkan pasien, jelaskan apa yang terjadi dan beri tahu kalau ia aman.
  • Sesudah pasien tenang, jelaskan alasan dari tingkah laku kekerasan tersebut, jika hal ini diketahui