Diare

Diare

Diare. yang biasanya merupakan tanda dari kelainan usus. Adalah  kenaikan volume tinja jika dibandingkan dengan jumlah tinja pada pasien dengan kebiasaan buang air yang normal. Keparahannya bervariasi dan bisa akut, atau kronis, Diare akut dapat berasal dari infeksi akut, stres, timbunan tinja yang tertahan. atau efek obat. Diare kronis dapat berasal dari infeksi kronis, penyakit sumbatan dan peradangan usus, sindrom malabsorbsi, kelainan endokrin, atau operasi Gl. Diare periodik dapat berasal dari tidak tahan jenis makanan tertentu atau makanan yang berbumbu atau berserat tinggi atau kafein.Mekanisme patofisiologi yang menimbulkan diare bisa satu atau beberapa (What Apa yang menyebabkan diare? Halaman 9B). Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit yang ditimbulkan oleh diare dapat memicu aritmia yang membahayakan jiwa atau syok hipovolemik.


Tindak Kewaspadaan!   

 Jika pasien mengalami diare barat, periksa tanda-tanda syok takikardia, hipotensi, dan kulit pucat serta lembap. Jika Anda mendeteksi tanda-tanda ini, baringkan pasien dalam posisi terlentang dan angkat kakinya 20 derajat. Pasang kateter I.V. untuk mengganti cairan. Pantau ketidakseimbangan elektrolit dan cari denyut yang tidak teratur, kelemahan otot, anoreksia, serta mual dan muntah. Sediakan peralatan resusitasi darurat.


Anamnesis dan pemeriksaan fisik

Jika pasien tidak dalam keadaan syok. Lanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Evaluasi hidrasi, cek turgor kulit. dan membran mukosa serta ukur tekanan darah pada posisi pasien berbaring, duduk, dan berdiri. Inspeksi perut apakah begah dan palpasi untuk mengetahui nyeri tekan. Auskultasi bunyi usus. Cek timpani di daerah perut. Ukur temperatur pasien dan perhatikan apakah pasien menggigil. Juga, cari apakah ada ruam. Lakukan pemeriksaan rektum dan pemeriksaan panggul jika diindikasikan.Telusuri tanda dan gejala yang berkaitan dengan diare. Apakah pasien mengalami sakit dan kram perut? Sulit bernapas? Apakah ia lemah atau lelah? Cari tahu tentang riwayat pemakaian obat. Apakah ia pernah mengalami operasi Gl atau terapi radiasi baru-baru ini? Mintalah agar pasien secara ringkas menguraikan dietnya. Apakah ia mempunyai alergi makanan? Akhirnya, tentukan apakah ia sedang dalam kondisi stres yang tidak biasa.

Penyebab medis

Antraks (Gl).

Antraks bermanifestasi setelah pasien mengkonsumsi daging yang terkontaminasi dari hewan terinfeksi dengan Bacillus antbracis. Tanda dan gejala awalnya mencakup penurunan nafsu makan, mual. muntah, dan demam. Tanda dan gejala lanjutan mencakup diare yang berdarah dan hebat, sakit perut, dan hematemesis.

Sindrom karsinoid.

Pada sindrom karsinoid. diare hebat terjadi bersama kemerahan biasanya pada kepala dan leher yang umumnya disebabkan oleh rangsang emosional atau pencernaan makanan. air panas, atau alkohol. Tanda dan gejala terkait mencakup kram perut, dispnea. penurunan berat badan, anoreksia, lemah, berdebar-debar, penyakit katup jantung. dan depresi.

Kolera.

Sesudah meminum air atau mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri Vibrio cholerae, pasien akan tiba-tiba mengalami diare berair dan muntah. Tanda dan gejala lain terdiri atas haus (akibat hilangnya cairan dan elektrolit yang hebat). lemah. kram otot, penurunan turgor kulit. oliguria, takikardia, dan hipotensi. Tanpa pengobatan. kematian dapat terjadi dalam waktu beberapa jam.

Infeksi Clostridium difficile.

Pasien mungkin tidak mengalami gejala atau mengalami diare berair atau tinja yang lembek. tidak berbentuk, dan berbau. atau bahkan berdarah: sakit perut; kram, dan nyeri tekan; demam: dan hitung sel darah putih setinggi 20.000/ml. Pada kasus yang hebat. pasien bisa mengalami megakolon toksik. perforasi kolon. atau peritonitis.

Penyakit Crohn.

Penyakit Crohn adalah kelainan peradangan yang bersifat kambuhan. yang menimbulkan diare disertai oleh sakit perut dan guarding (secara tak sadar berusaha melindungi daerah yang sakit), nyeri tekan. dan mual. Pasien juga menunjukkan adanya demam. menggigil, lemah, anoreksia, dan penurunan berat badan.

Escherichia colt 015:H7.

Diare berair atau berdarah. Mual,rnuntah, demam dengan kram perut, terjadi sesudah pasien makan daging yang kurang matang atau makanan lain yang terkontaminasi oleh galur bakteri tertentu ini. Sindrom uremik hemolitik yang menyebabkan kerusakan sel darah merah dan pada akhirnya. gagal ginjal akut. adalah komplikasi dari E. coli 0157:H7 pada anak-anak berusia 5 tahun atau di bawah 5 tahun dan lansia.

Infeksi.

Infeksi jamur akut, bakteri. dan protozoa (seperti cryptosporidiosis) menyebabkan timbulnya diare berair yang tiba-tiba selain sakit perut. kram, mual, muntah, dan demam. Kehilangan cairan dan elektrolit yang cukup besar dapat menyebabkan tanda tanda dehidrasi dan syok. Tuberkulosis kronis dan infeksi jamur serta parasit dapat menimbulkan diare yang tidak begitu parah tetapi lebih membandel. disertai oleh distres epigastrik, muntah, penurunan berat badan. dan mungkin. keluarnya darah dan lendir.

Sumbatan usus.

Sumbatan usus sebagian menaikkan gerak usus. mengakibatkan diare. sakit perut disertai nyeri tekan, dan guarding, mual, dan mungkin, pembengkakan.

Sindrom iritasi usus (IBS).

Pada IBS, diare bergantian terjadi dengan sembelit atau buang air yang normal. Temuan terkait mencakup sakit perut, nyeri tekan, dan pembengkakan. dispepsia, serta mual.

Penyakit iskemia usus.

Penyakit iskemia usus adalah kelainan yang membahayakan jiwa yang menyebabkan diare berdarah disertai sakit perut. Jika parah, dapat terjadi syok yang membutuhkan operasi.

Tidak tahan laktosa.

Pada pasien yang tidak tahan laktosa, diare terjadi dalam waktu beberapa jam setelah minum susu atau. Produk susu. Keadaan ini disertai oleh kram. sakit perut, borborigmi, kembung, mual, dan buang angin.

Listeriosis.

Pada listeriosis, diare terjadi bersamaan  dengan demam, mialgia, sakit perut, mual dan muntah. Demam, sakit kepala, kaku tengkuk, dan perubahan tingkat kesadaran dapat terjadi jika infeksi menyebar ke sistem saraf dan menimbulkan meningitis.

Enterokolitispseudomembranosis.

Enterokolitis pseudomembranosis adalah kelainan yang berpotensi membahayakan jiwa, yang umumnya terjadi sesudah pemberian antibiotik. Keadaan ini menimbulkan diare berair dalam jumlah besar. berwarna hijau, berbau, bernoda darah yang dengan cepat memicu tanda-tanda syok. Tanda dan gejala lain mencakup sakit perut kolik, begah, demam, dan dehidrasi.

Demam Q,

Demam Q disebabkan oleh bakterium Coxiella burnetii dan menyebabkan diare bersama dengan demam. menggigil, sakit kepala hebat, lemah, sakit dada. dan muntah. Pada kasus yang berat. terjadi hepatitis atau pneumonia.

Gastroenteritis rotavirus.

Gastroenteritis rotavirusumumnya dimulai dengan demam, mual, dan muntah. diikuti oleh diare. Penyakit ini dapat berkisar dari ringan sampai parah dan berlangsung dari 3-9 hari. Diare dan muntah dapat menimbulkan dehidrasi.

Tirotoksikosis.

Pada tirotoksikosis, kegugupan, tremor, diaforesis, penurunan berat badan meskipun nafsu makan meningkat, dispnea, berdebar-debar, takikardia, pernbesaran tiroid, tidak tahan panas, dan mungkin, eksoptalmus, dapat timbul menyertai diare.

Kolitis ulseratif.

Tanda khas kolitis ulseratif adalah diare berdarah kambuhan dengan lendir atau nanah. Tanda dan gejala lainnya adalah tenesmus, bunyi usus hiperaktif. sakit kram di bagian bawah perut, demam derajat rendah, anoreksia, dan kadang-kadang, mual serta muntah. Penurunan berat badan, anemia, dan kelemahan adalah temuan akhir.

Penyebab lain

  • Obat.

Beberapa antibiotik seperti ampisilin, sepfalosporin, tetrasildin, dan klindamisin menyebabkan diare, Obat lain yang dapat menimbulkan diare adalah antasida yang mengandung magnesium, colchicine guanethidin, laktulosa, dantrolene, asani ethacrynic. asam mefenamik, metrotreksat, metrosin. dan glikosid jantung serta kemudian dalam dosis tinggi. Penyalahgunaan pencahar dapat menyebabkan diare akut dan kronis.

  • Pengobatan,

Gastrektomi. gastroenterostomi, dan piloropiasti dapat menimbulkan diare. Terapi radiasi dosis tinggi juga dapat menimbulkan enteritis yang berhubungan dengan diare.


Pertimbangan keperawatan

  • Berikan analgesik untuk meredakan sakit dan opiat untuk mengurangi gerak USUS, kecuali pasien diperkiraian atau sudah terbukti mengalami infeksi tinja.
  • Jaga privasi pasien selama buang air dan segera kosongkan pispotnya.
  • Bersihkan perineum sccara menyeluruh, dan oleskan salep untuk mencegah lecet pada kulit.
  • Catat jumlah dan karakteristik dari tinja pasien.
  • Pantau asupan dan keluaran.
  • Ambil sampel serum untuk pemeriksaan elektrolit dan memperbaiki ketidakseimbangan.
  • Berikan penggantiancairan secara oral maupun I.V, jika perlu.

Pelatihan pasien

  • Tekankan perlunya tindak lanjut medis pada pasien dengan penyakit peradangan usus (khususnya kolitis ulseratif) yang memiliki risiko tinggi untuk berkembang menjadi kanker kolon..
  • Jelaskan perlunya mempertahankan hidrasi yang cukup.
  • Jelaskan makanan atau minuman apa yang harus dihindari.
  • Diskusikan teknik mengurangi stres.
  • Jelaskan diagnosisnya dan rencana perawatannya